BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

12 May 2007

Geliat sang silat

BIKIN HIDUP LEBIH INDAH

Kalau melihat peta penyebaran pencak silat khususnya di Indonesia, pada dasarnya masih cukup kuat dan eksistensinyapun masih ada, walupun dalam kenyataan yang kita lihat begitu redupnya kegiatan pencak silat yang sampai-sampai nampak begitu jenuh. Hal ini ada beberapa factor utama yang mendasari keredupan dunia pencak silat antara lain :
Melupakan fungsi utama pencak silatSiapapun mengenal silat sebagai ilmu beladiri tradisional, yang selama ini oleh IPSI dikemas menjadi bagain dari olahraga prestasi, sehingga dominasi silat lebih berorientasi pada sportnya saja, sehingga terlupakan fungsi beladiri yang sesungguhnya. IPSI sendiri menyadari hal ini namun untuk tujuan kompetisi olahraga prestasi dalam pencak silat akan menumbuhkan semangat pelajar dan mahasiswa untuk mengenal pencak silat.

Melupakan akar beladiri tradisionalBanyak orang menilai silat tradisional seperti melihat tari-tarian yang seolah bukanlah olahraga beladiri murni, salah kaprah ini memang mendasar, karena hampir sebagian besar silat tradisional beladiri praktisnya tidak dapat dipertandingkan khususnya dalam aturan main di IPSI, jadi Seninya saja yang diangkat menjadi bagian dari silat tradisional. Padahal kebanyakan beladiri tradisional secara fakta dan data memiliki beladiri yang dapat disejajarkan dengan beladiri impor sekalipun, sayangnya tidak semuanya dapat digali dan diperlihatkan.

Egoisme dan Fanatisme perguruan.Fanatisme sesungguhnya menjadi hal wajib bagi pesilat untuk mengenal asal-usulnya (jatidirinya) hampir semua pesilat lahir dari perguruan besar maupun kecil. Dan melalui fanatisme ini diharapkan pesilat mempu mengoptimalkan apa yang didapat diperguruannya dan menjadi dasar baginya mengenal pencak silat secara umum. Sayangnya fanatisme yang tumbuh malah menjadi boomerang bagi pencak silat secara keseluruhan, misalnya saja, sifat Ego dalam diri pesilat yang susah menerima atau di ajak kerjasama dengan perguruan lain, seolah ada tembok yang membatasi geraknya,
Yang sering ditemui adalah ketertutupan terhadap dunia luar, tidak bisa atau tidak mau bekerjasama dengan perguruan lain karena merasa perguruan lain adalah saingannya atau musuhnya. Dan masih banyak lagi lainnya, seperti seorang wasit yang akan berat sebalah bila yang bertanding adalah satu perguruannya, Manusiawi memang, tapi apakah itu tujuan fanatic yang diajarkan? Kami rasa bukan. Karena ini akan menurunkan rasa kepercayaan kepada pencak silat.
Lalu bagaimana seharusnya berbuat untuk kemajuan pencak silat bersama, tentunya masing-masing perguruan mengajarkan bagaimana agar pesilatnya mampu memiliki rasa rendah hati, dan berwawasan luas, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dan tidak hanya mencintai perguruannya kerana fanatic semata, tapi bagaimana mencintai silat sebagai bagian dari kecintaannya, sehingga tidak ada lagi rasa menutup diri atau susah bila diajak bersama-sama membagun pencak silat tanpa melihat identitas perguruan pesilat lain.

Andaikan seluruh pesilat mampu diajak bekerjasama maka tidak ada lagi kata “kepentigan perguruan” karena perguruan sesungguhnya adalah jalan dimana pesilat mengenal dunia yang sesungguhnya. Dan bila Sumber daya ini dapat menetralisir dalam sebuah organisasi maupun komunitas, maka kekuatan pencak silat lebih maju dibandingkan hanya satu perguruan besar yang hidup sedangkan yang lainnya musnah tanpa bekas. Mengapa? Karena kita masih memikirkan bagaimana agar perguruan kita hidup, bukan lagi berfikir bagaimana pencak silat bisa hidup bersama.

No comments: