BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

25 May 2007

silat Luar Negeri

Mengenal AIKIDO - Jalan untuk Menerima

AIKI KYUKENKAI AIKIDO Tangan lawan terjulur hendak menjangkau lengannya. Tapi sang guru tidak mengelak. Hanya dengan memiringkan bahunya, musuh terdorong dan jatuh. Tanpa sedikit pun tersentuh. Silat tenaga dalam? Bukan. Itulah salah satu teknik tingkat tinggi yang bisa dipelajari di aliran Aiki Kenkyukai, yang berarti Komunitas Studi Aikido. Sesuai dengan namanya, kami tidak hanya mengajarkan soal teknik, tapi juga menekankan soal spirit dan filosofi, kata pemimpin Kenkyukai, Sensei Imanul Hakim. Menurut Hakim, saat ini ada tiga karakter pendidikan Aikido. Pertama, yang mengajarkannya hanya sebagai olahraga biasa. Kedua, yang mengajarkan Aikido sebagai ilmu bela diri atau fighting art.
Ketiga, yang mengajarkannya sebagai jalan hidup atau way of life. Aikido sebagai jalan hidup itulah yang sebenarnya diajarkan oleh pendirinya, Sensei (Guru) Morehei Ueshiba (1883-1969). O Sensei, panggilan Ueshiba, sebenarnya adalah sebuah cara bagi seseorang untuk mencapai kesadaran fisik dan spiritual yang lebih tinggi. Dengan latihan, konsep yang rumit menjadi bisa dipahami dan begitu juga sebaliknya, kata Hakim. Hakim mengaku semula sempat frustasi ketika belajar Aikido. Banyak yang tidak saya mengerti dan terkesan seperti bohong-bohongan, katanya. Ia menemui pencerahan ketika pergi ke Malaysia untuk menemui Sensei Koichi Inoe dari aliran Yoshinkan. Pencerahan lebih didapatnya ketika berguru kepada Sensei Takehisa Kino%@!#$&a dari aliran Shin Shin Toitsu Aikido selama 5 tahun dan belajar lagi dari banyak guru di Jepang. Saya akhirnya mengerti, Aikido berarti the way to except atau jalan untuk menerima, katanya. Dalam tataran filosofis, ini berarti diperlukan sebuah cara untuk mencapai harmonisasi dengan ki. Ki bisa didefinisikan sebagai energi kehidupan, kata Hakim.
Karena itulah dikenal Aiki Genri atau prinsip pedang Aiki, yakni Ki No Awase (Harmonisasi Ki), Ki No Musubi (Mengikat Ki), Ki No Nagare (Mengalirkan Ki), dan Takemusu Aiki (unlimited creative energy of Aiki). Adapun dalam aplikasi praktis, jalan untuk menerima berarti agresi dari musuh diterima dan kemudian dinetralkan. Kalau seorang aikidoka sudah berhasil mencapai harmoni dengan ki, Energinya bisa mengikat dan menyatu dengan energi lawan, kata Hakim. Pada saat itu, menjatuhkan lawan tanpa menyentuhnya bukan hal yang sulit. Hakim mengingatkan pencapaian teknik bukanlah tujuan, tapi memiliki nilai bushido atau kekesatriaan dalam segenap aspek kehidupan. Jalan untuk menerima, misalnya, bisa diterjemahkan sebagai jalan untuk menerima ketentuan Yang Maha Pencipta.
Artinya kita harus berusaha melaksanakan dengan ikhlas setiap perintah Sang Pencipta dan menerima dengan ikhlas setiap ketentuan atau takdir yang digariskan Sang Pencipta kepada kita, katanya.
Penulis AMAL IHSAN Koran Tempo edisi 4 Maret 2007

No comments: