Sejenak pada hari ini bait lagu Ibu Kita Kartini membahana di telinga seluruh masyarakat Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Dia memperjuangkan kesetaraan gender antara pria dan wanita. Lantas, seperti apakah perempuan masa kini memaknai Hari Kartini? "Saya tahunya Hari Kartini itut anggal merah, tetapi ternyata enggak ya. Sekarang sudah kuliah sih, jadi kalau sudah masuk suasana kampus ya nggak begitu terasa. Biasa saja," tutur Septiana (20), mahasiswi Universitas Bina Nusantara, saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Rabu (21/4/2010).
Menurut Septiana, Hari Kartini merupakan saat dimulainya kesadaran bahwa seorang perempuan tidak hanya cuma berdiam diri saja dan berserah pada keadaan.Berkat perjuangan Kartini, kini perempuan banyak yang mengenyam pendidikan setara dengan pria.
Selain itu, perempuan juga banyakyang bekerja. "Ada emansipasi, wanita lebih banyak bekerja, modern,independen. Nggak zaman dijajah pria lagi. Zamannya menjajah pria,"tuturnya sambil tertawa.
Dia mengaku terakhir merayakan HariKartini saat masih duduk di bangku SD. Saat itu, dia harus berdandan rapi mengenakan pakaian daerah saat berangkat sekolah. Kendati repot,dia mengaku bagga bisa mengenakan pakaian daerah. "Ribet kan ya. Tetapi saya bangga," ujarnya.
Deri (19), mahasiswi Atmajaya mengatakan hal yang sama. Menurutya, Hari Kartini dimaknai sebagai kebebasan kaum wanita dari pria. "Kita nggak harus di dapur lagi. Sekarang bebas kerja," kata Deri.
Deri mengatakan, ihwal Hari Kartini ini juga ramai diperbincangkan di Facebook. Sepanjang hari ini, banyak temannya yang mengucapkan selamat Hari Kartini lewat situs jejaring sosial itu.
Menurut Septiana, Hari Kartini merupakan saat dimulainya kesadaran bahwa seorang perempuan tidak hanya cuma berdiam diri saja dan berserah pada keadaan.Berkat perjuangan Kartini, kini perempuan banyak yang mengenyam pendidikan setara dengan pria.
Selain itu, perempuan juga banyakyang bekerja. "Ada emansipasi, wanita lebih banyak bekerja, modern,independen. Nggak zaman dijajah pria lagi. Zamannya menjajah pria,"tuturnya sambil tertawa.
Dia mengaku terakhir merayakan HariKartini saat masih duduk di bangku SD. Saat itu, dia harus berdandan rapi mengenakan pakaian daerah saat berangkat sekolah. Kendati repot,dia mengaku bagga bisa mengenakan pakaian daerah. "Ribet kan ya. Tetapi saya bangga," ujarnya.
Deri (19), mahasiswi Atmajaya mengatakan hal yang sama. Menurutya, Hari Kartini dimaknai sebagai kebebasan kaum wanita dari pria. "Kita nggak harus di dapur lagi. Sekarang bebas kerja," kata Deri.
Deri mengatakan, ihwal Hari Kartini ini juga ramai diperbincangkan di Facebook. Sepanjang hari ini, banyak temannya yang mengucapkan selamat Hari Kartini lewat situs jejaring sosial itu.
No comments:
Post a Comment