BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

24 April 2010

Peradaban Islam di Pekojan

Langgar Tinggi Saksi Peradaban Islam di Pekojan

Jakarta sebagai kota metropolitan, ternyata juga menyimpan sejuta sejarah perkembangan Islam. Salah satunya adalah, berdirinya langgar tinggi di Pekojan, Jakarta Barat. Langgar atau mushola ini diketahui berdiri sejak tahun 1829 dan hasil peninggalan kaum Gujarat yang menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Langgar Tinggi ini juga menjadi salah satu simbol atau jejak perkembangan Islam di Indonesia, utamanya di Jakarta.

Kaum Gujarat, datang ke Indonesia pada tahun 1736 dengan tujuan menyebarkan agama Islam. Namun kehadiran mereka di negeri ini semula untuk berdagang. Daerah pertama yang disinggahinya adalah Batavia yakni di Pelabuhan Sunda Kelapa. Saat ini, ada beberapa daerah di Jakarta yang masih mempertahankan sisi religi peninggalan kejayaan Islam di daerah Sunda Kelapa. Seperti adanya Masjid Luar Batang di Penjaringan atau Langgar Tinggi yang masih berdiri kokoh di kawasan pemukiman Pekojan, Jakarta Barat dan sebagainya.

Langgar Tinggi Pekojan, hingga saat ini bangunannya masih menarik dan mengandung historis religi yang tinggi. Kabarnya, langgar ini dibangun pada abad 19 atau sekitar tahun 1829 oleh saudagar Arab bernama Abubakar Shihab. Sepintas, Langgar Tinggi ini mirip sebuah rumah panggung dengan bentuk memanjang. Bagian bawahnya digunakan sebagai tempat usaha minyak wangi oleh keluarga keturunan Arab yang konon masih keturunan Abubakar Shihab. Sedangkan di bagian atas bangunan digunakan sebagai langgar atau mushola.

Hingga kini, Langgar Tinggi masih mempertahankan bentuk aslinya. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan yang bernuansa arsitektur gaya Eropa. Sebagian sisi dindingnya memang telah kusam, seolah termakan oleh zaman. Demikian halnya bagian pagar, daun jendela hingga pintunya yang terbuat dari kayu berwarna coklat, telah usang.

Untuk dapat masuk ke dalam langgar, setiap pengunjung terlebih dulu harus melintasi anak tangga yang terbuat dari keramik berwarna putih. Pada bagian atas inilah kita akan menjumpai ruangan panjang dengan tiga bagian. Yakni, bagian utama berada di bagian dalam merupakan tempat ibadah pria, kemudian ruang ibadah wanita dan teras. Di bagian dalam ruang ibadahnya, terdapat arsitektur bangunan gaya Eropa kuno dan Cina. Sedangkan pada ruangan imam dan khotib, kental akan nuansa orientalnya.

Pengurus harian Langgar Tinggi, Ahmad Alwi Sajab, mengakui kalau bangunan Langgar Tinggi ini merupakan bangunan asli sejak dibuat pada tahun 1829. Hanya saja, pada tahun 2002, beberapa bagian langgar sempat direnovasi seperti pada bagian mimbarnya. “Meski begitu renovasi yang dilakukan tak mengubah bentuk aslinya,” ujar Ahmad kepada beritajakarta.com, Jumat (23/4).

Ahmad juga mengakui, ada perubahan fungsi pada bagian bawah Langgar Tinggi yang saat ini telah menjadi tempat usaha. Padahal, awalnya bagian bawah langgar yang saat ini digunakan sebagai tempat usaha itu merupakan tempat penginapan yang disediakan Abubakar Shihab untuk koleganya yang berasal dari luar kota.

Sebagai tempat ibadah, saat ini Langgar Tinggi masih digunakan sesuai fungsinya. Bahkan selain ada yang datang untuk beribadah, Langgar Tinggi juga menjadi salah satu objek wisata di kawasan Kota Tua atau daerah Pekojan, Jakarta Barat. “Saat ini Pemprov DKI menetapkan Langgar Tinggi ini sebagai cagar budaya golongan A,” ungkap Ahmad.

sumber berita: Beritajakarta

No comments: