BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

01 February 2011

Nuansa Budaya Betawi

Dari "Maen Pukul" hingga Wadah Berbaur

Alunan musik berkumandang dari berbagai sudut Sentra Primer Barat, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu , berbaur dengan aroma harum kerak telor di udara. Tanah lapang yang biasanya sepi itu kemarin disulap menjadi tempat keriaan, saat ribuan warga Jakarta bergembira merayakan Lebaran Betawi.

Aye mau silaturahim ama babe aye,” kata perwakilan dari wilayah Jakarta Timur saat memberikan hantaran kepada Gubernur Fauzi Bowo.
Hantaran dari semua wilayah di DKI Jakarta, berupa makanan khas setiap wilayah, menjadi simbol tradisi Betawi, yaitu silaturahim dari kaum muda kepada mereka yang dituakan. Setelah itu, giliran Fauzi Bowo yang mendatangi miniatur rumah-rumah adat Betawi yang mewakili setiap wilayah di Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu, dengan kekhasan wilayah masing-masing.

Ada rumah Si Pitung di Marunda yang dibawa khusus ke rumah adat wilayah Jakarta Utara. Ada pula replika perahu-perahu dari Kepulauan Seribu.
Di luar prosesi yang menjadi inti Lebaran ala Betawi itu, warga Jakarta bisa menikmati aneka pertunjukan kesenian dan makanan khas Betawi. Yang pertama ditampilkan adalah peragaan busana adat Betawi dan motif batik Betawi.

Motif batik Betawi, seperti diungkapkan dalam buku Batavia 1740, Menyisir Jejak Betawi, ada lima yang pokok, yaitu pucuk rebung, belah ketupat, kain panjang pagi-sore, Jawa Hokokai, dan buket atau karangan bunga.
Menyusul kemudian pertunjukan pencak silat, salah satu seni bela diri khas Betawi. Anak-anak dan remaja, laki-laki dan perempuan, bergantian memperagakan gerakan-gerakan silat yang lincah.

”Gerakan-gerakan seperti itu dulu dipelajari juga oleh Si Pitung. Kami kini mengembangkan dan mengajarkannya kepada anak-anak,” kata Idris, pengurus di perguruan Cingkrig Kong Hayat, Rawa Belong.
Konon, di tempat itu dulu pahlawan Betawi, Si Pitung, mengenal maen pukul dan memulai perjuangannya melawan kezaliman. Kini, setidaknya 100 orang ikut belajar pencak silat di perguruan itu.

Pembauran
Seusai pencak silat, giliran artis-artis Betawi menghibur warga yang hadir. Baru mendengar suara melengking pelawak Betawi, Mpok Nori, di atas panggung, pengunjung langsung berkerumun hendak menikmati banyolannya. ”Saya ke sini mau ketemu Mpok Nori. Tadi sudah salaman,” kata Haliyah, warga Kembangan, Jakarta Barat, yang datang bersama 11 kerabatnya untuk menikmati Lebaran ala Betawi itu. 

Mpok Nori, bersama kelompok lenong (Bolot cs), hadir dalam setiap penyelenggaraan Lebaran ala Betawi yang dimulai pada 2008. Bagi Mpok Nori, acara Lebaran ala Betawi sangat menarik karena beragam kesenian khas Betawi bisa ditampilkan dan dinikmati warga.
”Semua orang berkumpul di sini menikmati kesenian Betawi, jadi bisa jadi ajang untuk melestarikan budaya juga,” ujarnya.

Perhelatan sekali setahun ini digelar dua hari, Sabtu dan Minggu (26/9/2010) mulai pukul 09.00 hingga 21.00. ”Kami mau seharian di sini sampai nanti malam. Besok lanjut lagi, sampai malam juga,” ujar Yuli, warga Kembangan.

Tidak perlu khawatir akan bosan jika Anda memutuskan untuk menikmati Lebaran ala Betawi seharian seperti Yuli. Ada pertunjukan ondel-ondel, nasyid, hadrah, marawis, lenong, wayang golek Betawi, rebana, keroncong tugu, dan gambang kromong yang ditampilkan di panggung utama. Sepanjang siang hingga malam hari, silih berganti mereka akan menghibur pengunjung.
Sambil bergoyang menikmati pertunjukan tersebut, pengunjung bisa menikmati berbagai makanan dan jajanan khas Betawi ataupun daerah lain. Di sepanjang tempat digelarnya Lebaran ala Betawi, berdiri tenda-tenda yang menyediakan beragam sajian teman menonton pertunjukan.

Ada kerak telor, asinan sayur, dodol Betawi, tape uli, kembang goyang, dan beragam penganan lain. Tak ketinggalan pula suvenir berupa miniatur ondel-ondel di dalam tabung atau kotak plastik yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan atau buah tangan.
Mengenai Lebaran ala Betawi ini, Gubernur Fauzi Bowo mengatakan, acara ini merupakan simbol persatuan warga Jakarta. ”Warga Betawi terbuka dan membuka diri terhadap perkembangan sekitarnya. Kita tetap saling menghargai karena Jakarta untuk semua,” katanya.
Keterbukaan memang menjadi modal pokok, mengingat Jakarta adalah melting pot yang membaurkan segenap lapisan masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan mancanegara. Mereka datang ke Ibu Kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Sayup-sayup terdengar lagu ”Sirih Kuning”, seolah pas dengan gagasan pembauran itu.
 
Sirih kuning, nona, batangnya ijo, nona
Yang putih kuning, ya nona, yang putih kuning, ya nona memang sejodo.... 

sumber berita: Kompas

No comments: