BEKSI dalam Sketsa Malam
"Hup....Hup...Sikut....Ganden! Tancep!!"....
Sayup-sayup suara teriakan dari kejauhan terdengar memecah di kesunyian malam. yah...malam itu kira-kira pukul 7.30 malam beberapa instruktur pelatih Perguruan Pencak Silat BEKSI sedang mengajar di tengah-tengah permukimam penduduk di tengah-tengah kota Jakarta. Latihan rutin yang biasa dilaksanakan setiap minggunya, memang semakin hari kian marak pengikut dan pemerhatinya. dari kalayak yang anak-anak...pemuda serta pemudinya, tak turut ketinggalan para bapak-bapak yang selesai dari pulang kantor...semua berduyun-duyun datang ke tempat latihan yang dikenal oleh Perguruan Pencak Silat BEKSI dengan nama KOLAT (Kelompok Latihan).
Kesemuanya berbaur menjadi satu, tak pandang tua dan tak melihat muda... tak ada strata yang membedakan mereka selain satu ikatan persaudaraan dalam bentuk Perguruan Pencak Silat BEKSI. semua begitu bersemangat dan antusias, hal tersebut terlihat jelas dari keseragaman pakaian maupun atribut baju pangsi dan celana pangsi merah yang mereka kenakan. semua terasa begitu bergelora...begitu bersemangat semerah baju latihan yang mereka kenakan! subhanallah......
Sebelum memulai latihan, terlihat ditengah-tengah kerumunan para peserta didik Perguruan Pencak Silat BEKSI memberikan wejangan dan instruksi sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar ilmu bela diri BEKSI. sekaligus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar segenap latihan yang mereka kerjakan dapat bermanfaat bukan hanya untuk yang belajar saja, tapi dapat di amalkan kepada orang lain sebagaimana layaknya semboyan dari kepanjangan kata BEKSI yang berarti :"Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan".
Sekilas tampak dari jauh...setelah ritual singkat serta wejangan dari para instruktur pelatih, para peserta didik menempati posisi mereka masing-masing sesuai jenjang tingkatan jurus yang mereka miliki dan yang telah mereka dapati melalui jalur kenaikan Tingkat yang senantiasa diadakan per 3-4 Bulan sekali. Yang bertujuan utama untuk mengevaluasi hasil belajar mengajar yang telah berjalan di KOLAT-KOLAT yang ada, sehingga melalui kenaikan tingkat tersebut dapat di ketahui perkembangan dan kekurangan dari peserta didik juga program latihan yang telah di jadwalkan berdasarkan kurikulum belajar mengajar yang dikeluarkan dari Organisasi Pusat Perguruan Pencak Silat BEKSI.
Latihan yang mereka lakukan, sangat berfariasi dan begitu atraktif. hal tersebut dikarenakan methode pelatihan yang terarah dan terprogram sehingga dapat mudah dicerna oleh para peserta didik yang nota benenya terdiri dari berbagai macam tingkat pendidikan dan usia. hal tersebut menambah credit point tersendiri bagi perguruan ini dalam menyebar luaskan ilmu silat BEKSI. Selain itu pula, tampilan dari Jurus-Jurus Perguruan Pencak Silat BEKSI yang menurut kami bisa dikatakan lumayan mematikan, cepat, keras dan terkesan simple serta tepat mengenai pada sasaran. Maka tak jarang, di sela-sela latihan pematangan jurus...ada beberapa latihan mortal art atau seni pertarungan menggunakan jurus-jurus2 yang mereka pelajari. Mortal Art versi Perguruan Pencak Silat BEKSI ini lebih dikenal di kalangan merekan dengan sebutan "Sambut Makna" artinya bersambut/ berkelahi dengan menggunakan Jurus-Jurus Perguruan Pencak Silat BEKSI yang disertai dengan artikulasi gerakan pergerakan dari setiap gerakan yang terkandung dalam jurus-jurus ilmu beladiri BEKSI.
Pada saat "Sambut Makna" inilah, banyak dari warga setempat, yang bukan hanya melihat...tapi juga bertepuk tangan sekaligus takjub dengan artikulasi yang di peragakan oleh para peserta didik yang umumnya baru belajar Ilmu Silat BEKSI tapi sudah mampu memperagakan dan menampilkan atraksi seni pertarungan layaknya sebuah pertarungan profesional. Hal tersebut tetap dalam pengawasan para pelatih, untuk menghindari cedera maupun luka akibat salah pukul dan sikut serta lain-lainnya. Maklum, menurut mereka ada istilah, "Kalo Motor atau mobil ada remnya....tapi kalo tangan atau kepelan mana ada rem nya!". hahahah. memang wajar ada istilah tersebut, mengingat setiap makna dari setiap gerakan ilmu silat BEKSI begitu keras dan cepat, sehingga kalo bole di bilang, tak ada satu gerakanpun dari ilmu silat BEKSI yang keluar entah dalam bentuk pukulan, sikut, maupun tangkisan yang tidak ada makna dan artinya. kesemuanya mempunyai arti dan kegunaan yang berfariasi, sehingga ada istilah: "kalo pukulan sudah keluar, rugi besar kalo balik tidak mengenai sasaran"!!!
Sesaat kami terpikir.....
Sungguh, potret perguruan Pencak Silat BEKSI beserta pelatih dan para peserta didiknya adalah cerminan pendekar-pendekar kecil yang memikul warisan budaya tanah air kita yang patut kita banggakan. yang merupakan asset yang tak ternilai harganya. Sempat kami menitikkan air mata....alangkah berbangganya para pendiri bangsa ini, apabila beliau-beliau dapat menyaksikan para generasi-generasi penerus perjuangan mereka, tetap terus berupa menjaga warisan kesenian dan kebudayaan dari bangsa yang kita cintai ini. Tak mungkin bisa bayar keringat dan semangat mereka dengan uang dalam jumlah apapun.....yang dengan ikhlas dan penuh kesederhanaan berjuang untuk tetap berupaya melestarikan kebudayaan dan kesenian ilmu bela diri silat, agar dapat menjadi tuan di negara kelahirannya sendiri.
Pesan kami untuk mu wahai pendekar-pendekar hati....
Jadilah kalian garda terdepan dalam melestarikan budaya dan kesenian kita...jangan pantang menyerah maju terus, karena bukanlah tidak mungkin segala sesuatu yang "BESAR" di mulai dari hal-hal yang sangat kecil. Tetaplah pada jiwa sederhana dan tawadhu, karena kebesaran yang hakiki adalah milik Tuhan. Jangan cepat berpuas diri dan jangan pernah lelah untuk tetap berbuat...berbuat,,,,berbuat dan berkarya, karena hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh liku dan rintangan. Jangan pernah bosan berbuat baik dan menjadi baik.... karena hal itulah yang akan dapat meruntuhkan segala bentuk keburukan dan ketidak baikan.
Terus berbuat Baik.....
Terus Berkarya.....
Bravo Perguruan Pencak Silat.......
No comments:
Post a Comment