BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

04 October 2006

Kisah Nyata

Guru Ku...Pelatih Ku.........

Memang tidak mudah menjadi seorang guru silat, dimana dibutuhkan kesabaran, pengetahuan yang luas dan harus bijak dalam mengajar dan memberikan bimbingan kepada murid-muridnya.
Tidak ubahnya seorang guru disekolah, menjadi seorang guru silatpun harus memiliki kemampuan dan tanggung jawab yang yang relative sama, mungkin hanya materi pengajarannya saja yang membedakan.
Tanggung jawa
b adalah salah satu factor yang wajib dimiliki guru silat dan dituntut pula memilki pengetahuan yang luas. Dan tentunya semua ini membutuhkan suatu proses yang panjang sehingga tidak ada guru silat yang karbitan.
Standarisasi adalah kunci dalam melahirkan guru silat yang berkwalitas dan tentunya setiap perguruan memiliki standarisasi yang berbeda-beda di mulai dari tingkatan atau sabuk yang dikenakannya.
Sehingga dengan penerapan standarisasi tersebut akan menghasilkan pesilat yang mampu bersaing dengan pesilat lainnya. Walaupun tidak semua pesilat diarahkan menjadi seorang atlit, diperlukan juga untuk pesilat lainnya yang memiliki tujuan dan kemampuan yang berbeda-beda.
Memang diakui banyak perguruan silat yang mengarahkan pesilatnya menjadi
seorang atlit, dimana pengemblengan terhadapnya menjadi lebih terfokus. Namun sungguh disayangkan kita sering melupakan aspek – aspek yang dimiliki pencak silat selain olahraga prestasi masih terdapat aspek-aspek lainnya yang tak kalah pentingnya.
Sebagai contoh saja, ada seorang murid yang cukup kritis menanyakan tentang siapa itu karuhun, dan mengapa kita harus berdoa dan meminta bantuan kepada karuhun, tentu saja bagi seorang murid yang memahami agama Islam yang kuat, pernyataan tersebut menimbulkan tanda Tanya yang sangat besar, apalagi guru silat tersebut tidak dapat memberikan penjelasan yang kuat dan mendasar.
Kejadian tersebut menjadi catatan tersendiri, dimana seorang guru harus dapat ditiru dan digugu, termasuk pernyataan yang disampaikan kepada murid-muridnya.
Kemampuan memahami ilmu pengetahuan yang didalamnya termasuk memahami ilmu agama merupakan standarisasi yang harus diterapkan,jangan sampai kejadian yang seharusnya tidak menimbulkan tanda Tanya murid-muridnya sendiri.
Contoh di atas bila ditelusuri karena sang guru ternyata tidak memahami syariat agama Islam dimana doa dan pertolongan hanya ditujukan kepada Allah, bila kita meminta kepada karuhun maka hukumnya manjadi syirik tentunya, karena menyekutukan Allah.
Padalah yang dimaksud sang guru adalah sang murid hanya diminta berdoa kepada Allah, dan mendoakan para karuhun yang telah tiada. Tidak lebih dan tidak boleh dilebih-lebihkan.
Nah, itu baru satu contoh kasus yang pernah penulis lihat , masih banyak lagi kasus-kasus lainnya, yang ternyata terjadi karena kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang guru, dan tentunya kita menyadari bahwa guru adalah manusia biasa yang tentunya memiliki kekurangan-kekurangan layaknya manusia lainnya. Namun sungguh naïf bila seorang guru silat tidak mau menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya.dan jangan heran bila guru tersebut akan tersingkir dan tidak lagi menjadi guru yang dapat ditiru dan digugu.

No comments: