-->
Ketika bersilaturahim dengan Bang Odie, kami juga
bertanya tentang hal ihwal oganisasi pada periode kepengurusan beliau. Pada
saat masa itu beliau berkisah bahwasanya kepengurusan yang ada belum sempat
dibentuk dalam sebuah wadah organisasi perguruan yang berbadan hukum. Karena
pada saat itu ada beberapa hal yang bersifat mendasar yang harus didiskusikan
dan diputuskan secara bersama-sama. Selanjutnya ada beberapa hal yang harus
diperbaiki kemasannya baik itu dari segi latihan dan admisnistrasi serta
persolan intern yang ada di dalam tubuh kepengurusan Perguruan Pencak Silat
BEKSI. Hal tersebut tentunya harus diinformasikan dan dirapatkan oleh semua
pihak seperti halnya: Bang Nafis, Bang
Jahrudin (Anak Alm. H. Ghozali – Guru Besar BEKSI) yang mempunyai andil cukup
besar demi kemajuan Beksi di Petukangan. Sehingga keputusan dari hasil
musyawarah dan mufakat dan pengambilan kebijakan tersebut merupakan hasil
keputusan bersama dan menjadi tanggung jawab dan dipikul bebannya menjadi beban
bersama.
Pada kesempatan itu pula, ketua Umum PPS BEKSI H. Basir, SE menginformasikan
tentang perkembangan Perguruan Pencak Silat BEKSI yang Alhamdulillah masih
berjalan hingga kini. Sekaligus menginformasikan telah dibentuknya Perguruan
Pencak Silat BEKSI yang telah berbadan hukum yang telah bernama: Yayasan Perguruan
Pencak Silat BEKSI. Atribut lainnya juga tetap dipertahankan seperti halnya
Logo Perguruan Pencak Silat BEKSI pada awal kemunculannya yang diakui oleh H.
Hasbullah hingga akhir hidupnya tetap dipertahankan keberadaannya. Sambutan
suka cita diacungkan jempol oleh bang Odie Kelana, karena yang dikhawatirkan
kelestarian BEKSI sebagai salah satu bela diri Betawi ini akan punah seiring
berjalannya waktu. Atau di “caplok” orang lain, serta disalah gunakan untuk
kepentingan yang tidak baik, seperti halnya merubah dan menambah jumlah dari
keseluruhan jurus yang ada pada masa hidup hingga akhir hanyat almarhum H.
Hasbullah.
Selanjutnya bang Odie juga berpesan bahwa predikat guru besar yang
disandang almarhum H. Hasbullah adalah predikat yang berikan oleh para
masyarakat yang mengenang beliau sebagai salah satu sosok warga betawi yang
sebagian besar hidupnya diabdikan demi pelestarian ilmu bela diri BEKSI.
Predikat ini memang layak disandang beliau karena, disamping ketrampilannya
dalam ilmu bela diri BEKSI, beliau juga dikenal jago silat yang bukan hanya
ditakuti lawan namun disegani oleh kawan. Menurut beliau, predikat Guru Besar
yang disandangkan ke almarhum H. Hasbullah adalah predikat yang disandangkan
oleh masyarakat setelah kepergian beliau bukan semasa beliau hidup, karena
predikat guru besar layaknya sebutan Pahlawan yang disematkan kepada para
pejuang yang gugur di medan perang, so hal tersebut juga dicontohkan oleh almarhum H. Hasbullah, beliau semasa hidupnya tidak pernah menganggap dirinya, atau menyuruh anak muridnya untuk memanggil beliau dengan sebutan Guru Besar walaupun mungkin dari segi keilmuan ilmu bela diri BEKSI beliau sangat mumpuni dan disebut dengan julukan seorang maestro BEKSI.(ZD)
Sumber berita: www.silat-beksi.com
No comments:
Post a Comment