BERBAKTILAH ENGKAU KEPADA SESAMA INSAN
" Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan " Kunjungi Website kami di: www.silat-beksi.com

05 May 2010

Warung Besan wisata Kuliner

 Wisata Kuliner Warung Besan

Seiring menjamurnya makanan siap saji di kota-kota besar layaknya Jakarta, seakan mengikis masakan tradisional kas daerah yang notabenenya sebagai masakan tuan rumah. Hal tersebut begitu memprihatinkan mengingat masakan kas menjadi kasanah kekayaan kuliner nusantara yang sempat berjaya dimasanya.

Bagi masyarakat Betawi, masakan khas Betawi tak hanya sebagai pelengkap menu makanan di dapur. Lebih dari itu, masakan Betawi memiliki simbol dalam melakukan prosesi adat bagi warganya. Sayur besan misalnya, disajikan saat acara besanan dan melambangkan penghargaan tertinggi kepada orang tua mempelai.

Sayang, menu tersebut kini mulai jarang ditemui. Sedikit sekali warung yang menyediakan menu masakan Betawi kuno. Meski pun ada, menu yang disajikan juga tidak lengkap, bahkan harganya cukup mahal. Namun tidak demikian di Warung Besan. Menu masakan khas Betawi kuno dapat dijumpai disini, seperti halnya sayur Gabus Pucung, sayur Besan hingga sayur Babanci.

Warung yang berlokasi di Jl Raya Kalimalang No 37, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, ini siap memanjakan keinginan tamu yang ingin mencicipi nikmatnya menu masakan khas Betawi. Salah satunya masakan langka khas Betawi, yakni sayur Gabus Pucung. Menu masakan Gabus Pucung di Warung Besan asli diolah dari resep bumbu warisan nenek moyang.

Lili Juworo, pemilik Warung Besan mengatakan, menu masakan yang ada di Warung Besan merupakan makanan khas daerah Betawi dan Sunda. "Masakan Sunda dan Betawi lebih khas pada rasa yang manis atau pedas. Kita lebih menajamkan rasa pada setiap masakan. Ini yang tidak ditemui di warung makan khas daerah tertentu di Jakarta," ujar Lili dengan nada bangga.

Lili membuka sedikit rahasianya dalam mengolah Gabung Pucung di warungnya. Membuat sayur pucung gabus memang sedikit ribet karena banyak bumbu yang digunakan. Rempah yang digunakan antara lain, bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe merah, jahe, kunyit, dan daun salam. Bumbu-bumbu tersebut kemudian diulek dan ditumis sampai harum, kemudian dimasukkan ke dalam air hingga menjadi kuah pucung.

Untuk membuat sayur agar tampak lebih hitam dan pekat, terlebih dulu biji kluwek atau pucung dihancurkan dan diambil isinya. Kemudian biji kluwek tersebut dicampur dengan bumbu masak yang sebelumnya telah ditumis. Lalu dimasukkan ke dalam air dan direbus sampai mendidih dan menjadi kuah pucung.

Sementara itu potongan ikan gabus yang telah digoreng, dimasukkan ke dalam kuah pucung. Campuran ikan gabus bersama kuah pucung lalu dipanaskan hingga mendidih. "Untuk mempertahankan aroma, biasanya diberikan daun salam utuh ke sayuran yang sedang direbus," beber Lili.

Rasa pucung gabus memang terbilang unik. Perpaduan bumbu dapur membuat rasa masakan ini begitu terasa. Rasa yang gurih, sedikit asin dan pedas, menjadi ciri kas sayur ini sehingga sulit dilupakan oleh siapa pun yang memakannya. Aroma wangi yang keluar dari kuah pucung pun terasa menggugah untuk segera menyantapnya.

Gabus pucung gabus akan lebih nikmat jika dimakan bersama lalapan seperti, pete, mentimun, kacang panjang, dan daun kangkung. Bagi penggemar pedas, sayur pucung gabus juga tak kalah mantepnya jika dihidangkan dengan sambal terasi atau sambal goreng.

Selain Pucung Gabus, lanjut Lili, masakan Betawi kuno yang sekarang sudah mulai hilang semacam sayur babanci juga hadir di warung ini. "Kita tahu sayur Babanci merupakan sayur kuno khas Betawi yang mulai sulit ditemui lantaran bumbunya yang mulai hilang dipasaran. Tapi kita akan menghadirkan sayur legenda itu disini," ungkapnya.

Semua jenis masakan di Warung Makan Besan itu bisa dinikmati pengunjung hanya dengan merogoh kocek antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu rupiah. Tampaknya sebuah harga yang murah, untuk mendapatkan kenikmatan lidah yang tiada tara dari rasa masakan nusantara yang mulai jarang ditemui lagi.

sumber berita: WisataPlesir

No comments: